Welcome to my blog!

Wednesday, January 18, 2012

[Short Story] Tentang Tuduhan yang Begitu Menyakitkan.

ATTENTION: INI CUMA SEKEDAR KARYA TULIS BIASA. FIKSI BELAKA.


plagiarism isn't allowed. thx for respect.



======================================================

     Bulan demi bulan berlalu. Gadis itu hanya tersenyum melihat pasangan itu. Tak ada sedikitpun rasa marah, bahkan cemburu sekalipun. Tidak. Tidak ada. Ia justru senang melihat laki-laki itu akhirnya bisa memiliki orang yang pantas untuknya. Ia mendukung penuh mereka.
     Namun apa yang didapatkannya? Gadis itu merasa ada yang janggal dengan tatapan mata pasangan laki-laki itu. Apa yang salah dengannya? Dirinya bahkan tak melakukan apapun. Ia hanya diam.
      Hatinya terlanjur panas melihat semuanya. Rasa penasarannyapun tak terbendung lagi, hingga pada akhirnya, dirinya tau apa yang terjadi. Menjadi seorang tertuduh sebagai orang ketiga benar-benar menyebalkan. Hatinya tak tahan lagi. Bahkan tembok pertahanan yang selama ini tetap berdiri kokoh setiap kali ada badai menerpa, kini runtuh sudah. Ia tak kuat lagi. Ini sudah terlalu berat. Dirinya yang selama ini tak gampang menangis, kini air matanya tak terbendung lagi. Diam-diam, dalam kamarnya ia terduduk di atas tempat tidurnya. Ia menangis. Ingin rasanya ia teriak. Mengatakan hal yang sesungguhnya. Bahwa ia sama sekali tak punya selera pada laki-laki itu. Sedikitpun, tidak. Ingin rasanya ia meneriaki orang yang telah menuduhnya itu, namun akal sehatnya mampu mengalahkan keinginan itu.
     Seusai larut dalam kesedihannya. Dirinya tersenyum. Apalah yang dapat dilakukan oleh manusia seperti dirinya. Ia hanya bisa menyerahkan ini semua pada Tuhan. Karena ia tahu, bahwa Tuhan itu Maha Tahu. Tuhan pasti tau siapa yang sebenarnya salah. Ini mungkin pelajaran baginya, untuk lebih berhati-hati. Tak semua orang di dunia ini memang baik seutuhnya. Dirinyapun mengubur dalam-dalam apa yang telah terjadi. Berusaha melupakan segala sakit ini, walau ia tahu akan sulit untuk melupakannya, tetapi dalam pertolongan Tuhan, ia tahu cepat atau lambat, ia pasti dapat melupakan sakit ini.

     Memang benar bahwa lidah itu lebih tajam dari pedang. Luka fisik, bisa saja hilang dimakan waktu. Akan tetapi, luka batin tak semudah itu untuk hilang dimakan oleh waktu.




cr:
original by, Sefriska Maria.
Plagiarism isn't allowed. Thanks for respect.

No comments:

Post a Comment

Thank's for visit this little castle of Maria's Kingdom. Come here again please!