Welcome to my blog!

Friday, February 10, 2012

REVIEW Sunshine Becomes You - Ilana Tan






Lagi, kak Ilana Tan berhasil membuat air mataku terurai lagi. Kalau sebelumnya dengan novel berjudul "Autumn in Paris" yang mengisahkan suatu kisah cinta tragis—dan membuat aku menangis—kali ini dengan novel terbarunya yang berjudul "Sunshine Becomes You" membuat gue menangis lagi. Bahkan, lebih banyak menguraikan air mata.


Novel ini mengambil setting—lagi lagi—di luar negeri, tepatnya New York. Akan tetapi, aku suka dengan cerita-cerita ber-setting luar negeri, sesuatu yang tidak biasa, dan tentu saja butuh melakukan riset lebih dalam proses penulisannya dibandingkan dengan setting dalam negeri—bukannya tidak cinta Indonesia, loh, hehehe. 

Novel ini sendiri menurutku terasa sekali unsur seninya. Sungguh indah.

---

Ini kisah tentang Alex Hirano yang merupakan seorang pianis, Ray Hirano—adik Alex—yang merupakan seorang penari b-boy, dan Mia Clark yang merupakan seorang penari kontemporer. Mia sendiri merupakan orang yang disukai oleh Ray, namun Ray tidak yakin Mia juga memiliki perasaan yang sama padanya.

"Jadi, apakah dia menyukaimu?" Ia balik bertanya. ...
"Aku benar-benar tidak tahu," kata Ray lagi. "Kadang-kadang kupikir dia menyukaiku. Kau tahu, ada saatnya dia menatapku, tersenyum padaku, atau ketika dia berbicara kepadaku, kupikir dia menyukaiku. Tapi kemudian aku sadar bahwa dia juga menatap, tersenyum, dan berbicara kepada orang lain seperti itu. Jadi... yah, aku tidak tahu."

Naas, saat Ray akan memperkenalkan gadis itu pada Alex, tanpa disengajai, Mia justru terjatuh dari tangga dan menimpa Alex. Hal itu membuat tangan kiri Alex yang cidera. Ia yang seharusnya menggelar konser dalam waktu dekatpun, akhirnya dengan terpaksa harus menunda konsernya. Sangat, sangat, sangat tidak mungkin baginya yang merupakan seorang pianis untuk mengadakan konser dengan tangan yang terbebat. Alex pun marah besar pada gadis itu. Ia menganggap gadis itu sebagai malaikat kegelapannya.

Mia yang merasa sangat bersalah pada Alex langsung meminta maaf padanya keesokan harinya. Akan tetapi Alex masih terlihat marah. Mia pun menawarkan dirinya untuk menjadi 'tangan kiri' Alex. Awalnya Alex menolak tawaran Mia, namun kemudian ia sadar bahwa dirinya butuh bantuan. Ia tak bisa melakukan segalanya dengan normal dengan satu tangan. Alex menganggap Mia sebagai pesuruh dan pengurus rumahnya.

Mia pun menjalani hari-harinya sebagai pesuruh Alex. Awalnya, hubungan mereka tak begitu baik. Namun, segalanya seakan berubah sejak Alex mengetahui bahwa Mia juga lulusan Juilliard seperti dirinya. Ia begitu terkesima saat melihat Mia menari—Mia merupakan penari yang hebat. Sejak saat itu, sifat Alex melunak terhadap Mia.

Seiring berjalannya waktu, ada suatu getaran hebat yang terjadi di antara mereka. Awalnya, keduanya tidak saling menyadari perasaan masing-masing. Sejak melihat Alex tersenyum, Mia merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Begitu juga dengan Alex. Saat Mia tidak mengunjunginya, ia merasa ada yang kurang. Ia membutuhkan gadis itu di dekatnya.

Namun, Alex tentunya tak lupa dengan adiknya, Ray. Ya, Ray juga menyukai gadis itu. Ray lebih dahulu mengenal, dan menyukai Mia. Akan tetapi, Alex-lah yang lebih mengenal Mia. Alex-lah yang mengetahui rahasia terpendam gadis itu. Mereka berdua pun memperebutkan Mia—dengan cara sehat tentunya.

Siapakah yang pada akhirnya mendapatkan hati Mia?
Apakah rahasia terpendam yang dimiliki oleh Mia?

---

Jujur saja, novel ini merupakan novel dalam negeri tertebal yang pernah aku baca—432 halaman. Namun, rasanya begitu singkat karena cerita yang seru. Bukanlah bacaan yang berat, karena jalan ceritanya tidak begitu rumit—tadinya kukira cerita ini memiliki jalan cerita yang rumit dan berbelit-belit, mengingat tebalnya buku ini, tapi aku langsung menepiskan pikiran itu, karena menurutku penulis ini tidaklah begitu.

Novel ini sendiri novel keempat yang dapat membuatku menangis. Novel pertama yang membuatku menangis adalah karya Ilana Tan juga, Autumn in Paris. Novel terbarunya ini begitu menguras air mataku, karena gaya berbahasa yang 'enak' dibaca—seperti biasanya— membuatku ikut terhanyut masuk dalam kisah novel ini—kak Ilana selalu berhasil membuatku masuk ke dalam ceritanya. Aku bahkan ikut merasakan bagaimana perasaan Mia, bahkan perasaan Alex.

Bagian yang kusuka dari novel ini sebenarnya ada banyak. Akan tetapi ada satu yang paling kusuka. Saat Alex memainkan lagu untuk Mia.

Kalau sebelum-sebelumnya aku menyukai Jung Tae-Woo, Tatsuya, Kazuto, dan Danny, maka sekarang aku akan menambahkan Alex Hirano pada daftar karakter novel kesukaanku. Dan bahkan, kalau sebelumnya yang berada pada urutan teratas adalah Kazuto, sekarang posisinya telah lengser dan digantikan oleh Alex Hirano, hahaha.

Namun, ada satu hal yang kurasa tak terjawabkan dalam novel ini. Entah aku yang melupakan bagian itu, atau memang tidak dijelaskan dalam novel?

Sebenarnya Mia itu orang apa sih? Dalam novel dikatakan wajah Mia memiliki tipe ke-Asia-an, dan sempat diungkit juga Alex yang mengira Mia mirip orang Jepang (hal 99)—jujur saja, saat membaca bagian itu, aku mengira hal semacam Autumn in Paris akan terjadi lagi.

Dan yah, ada beberapa hal yang di luar konteks cerita yang menggelitik hatiku. Aku merasa lucu melihat gaya menulis kak Ilana di buku ini. Entah mengapa, hanya saja, aku rasa lucu.

(hal 408, dan ada satu atau dua halaman lagi yang seperti ini) "...keesokan harinya. Dan keesokan harinya. Dan keesokan harinya lagi."

Juga kata "sangat, sangat, sangat...." yang kerap digunakan dalam buku ini.

Aku sendiri tak mengerti kenapa merasa lucu membacanya, hehehe. But still, gaya menulis kak Ilana tetap yang the best deh. Ia selalu bisa menggambarkan karakter-karakternya dengan baik. Menciptakan chemistry di antara pasangan tokoh utama, dan membuatku terhanyut ke dalam cerita.

Mungkin ini saja review yang dapat ku berikan. 5 STARS! ♥

Omong-omong, terimakasih buat temenku yang sudah bersedia meminjamkan novel ini—hahaha ketahuan masih modal minjem doang.

"Kalau kau tidak mau berbicara padaku tidak apa-apa," lanjutnya. "Kalau kau tidak mau aku berbicara padamu juga tidak apa-apa. Tapi tolong jangan menghindariku. Biarkan aku di sini bersamamu."

"Mungkin kau tidak membutuhkanku. Tapi aku membutuhkanmu." 

Lalu kesepuluh jemari Alex yang ramping mulai bergerak di atas tuts-tuts piano dan alunan yang indah pun mulai terdengar. Mia memejamkan mata dan kembali membayangkan sinar matahari, padang rumput hijau di bawah langit biru yang luas, rumput-rumput yang bergoyang ditiup angin, dan musim semi. 



Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku.






No comments:

Post a Comment

Thank's for visit this little castle of Maria's Kingdom. Come here again please!